Temui Aku di Sini

Ramalan Masa Depan


Saya tidak begitu tahu tentang kehidupan yang akan mendatang. Memang, manusia memiliki tiga masa yang dijalaninya secara bersamaan. Sebutlah, kita ketahui ada masa lampau, kita sering mengungkapkannya dengan kata dulu, lalu masa sekarang yang sedang kita jalani, dan masa yang akan datang. Nah, yang menjadi misteri buat manusia sebenarnya adalah masa yang akan datang itu, atau sebutlah dia sebagai masa depan. Kalau diibaratkan perempuan, masa depan itu sangat rahasia, memiliki banyak keindahan sekaligus hal yang tak terduga. Masa depan menjadi hal yang mengagumkan bagi mereka yang takut mati. Atau, sekarang banyak orang yang ingin tahu bagaimana masa depan dirinya kelak. Sebenarnya, untuk membahas hal yang lebih personal, saya kurang yakin artikel ini bisa membantu, sebab masa depan seseorang itu ditentukan oleh orang yang menjalaninya. Tidak ada kata takdir jelek selama manusia mau berusaha untuk hidup lebih baik.

Kita semua tahu, manusia dilahirkan dengan keadaan yang sama, kapasitas otak yang sama, mungkin yang beda hanya latar belakang di mana kita dilahirkan. Itu bukan suatu problem. Tak ada kaitannya antara kekayaan atau tingkat kedudukan orang yang melahirkan kita dengan kita yang menjalaninya. Okelah, kita menganggap itu ada kaitannya, tapi hanya persekian persen. Hidup itu adalah bagaimana manusia menjalaninya dengan semangat dan motivasi untuk dia hidup. Selama masih ada yang dituju atau ada keinginan yang belum tercapai, seseorang akan selalu memiliki alasan untuk tetap hidup. Bagi mereka yang mengakhiri hidupnya, itu adalah contoh mereka yang tidak memiliki alasan lagi untuk hidup.

Untuk mengambil contoh sekitar saya tidak punya, karena kehidupan di lingkungan saya keras dan penuh dengan ambisi untuk hidup lebih baik. Pedoman warga sekitar saya mengatakan, tidak ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan, baja yang kerasnya minta ampun saja bisa meleleh karena panas. Atau, bahasa kerennya sekarang adalah, langit yang begitu tingginya, dan dulu tidak ada orang yang pernah berpikir bisa pergi ke sana, sekarang bisa dilakukan perjalanan setiap hari. Bagi kehidupan yang amat terbelakang, adanya pesawat terbang itu adalah sihir. Atau, sebagian yang tidak begitu tahu akan menganggap itu adalah burung raksasa.

Kehidupan ini begitu luas, sekaligus begitu sempit, tergantung dari mana kita melihatnya. Bagi mereka yang banyak masalah dan tidak mau menyelesaikan masalahnya, kehidupan mungkin tak lebihnya dari neraka yang sempit. Melakukan ini itu tidak enak. Sebaliknya, bagi mereka yang berusaha menyelesaikan permasalahannya, baik itu masalah ekonomi, hubungan dan pikiran, dunia tak lebihnya tempat hiburan yang luas. Dunia ini luas.

Menurut saya, janganlah menjadi semut yang hanya berputar-putar di tempat yang sama. Jadilah ikan di laut lepas. Atau, jadilah air yang bisa berkelana ke penjuru dunia. Jadilah air yang bisa menguap, melihat kehidupan dari ketinggian. Jadilah air yang bisa mengendap, melihat kehidupan dari kegelapan dan kerendahan. Selama kita netral dan bersikap biasa saja terhadap sekitar, hal baik akan tumbuh dan membuat pikiran cemerlang bak embun di pagi hari. Hidup tidak dituntut untuk menyelesaikan segala urusan dalam sekali duduk. Tidak. Hidup itu dilakukan dengan tahap demi tahap. Padahal, ilmu tahap per tahap ini pernah semua manusia lewati, hanya saja mulai melupakan semuanya karena sudah bisa. Kita yang berjalan dan berlari sekarang ini, dulunya hanya bisa berbaring. Kita yang sekarang bisa lompat, dulunya hanya bisa merangkak, lalu berjalan langkah demi langkah. Walau sering terjatuh, kita berusaha untuk bisa. Setidaknya kita belajar pada diri kita sendiri. Tidak perlu belajar ke orang lain. Itulah masa depan yang saya maksud.

Namun, di kehidupan yang semuanya tak lepas dari materi dan materi ini, perlu kiranya saya menyampaikan satu unek-unek tentang masa depan. Baiklah, akan saya beri sedikit bocoran dari apa yang akan saya sampaikan dengan satu kata kunci. Bersambung. Ya, kata bersambung. Marilah kita bahas satu kata itu.

Bersambung adalah berkaitan antara satu dengan yang lain, serta memiliki hubungan timbal balik yang kadang saling mempengaruhi kadang pula tidak. Itu adalah definisi bersambung menurut saya. Kalau versi kamus besar bahasa indonesia, bersambung itu berturut-turut, memiliki kaitan untuk lebih panjang. Ya, kehidupan ini bersambung, semua saling mempengaruhi, bahkan kematian sekali pun. Saya sebagai manusia angkatan sembilan puluhan tidak akan selamanya berada di posisi muda. Dulu, saya berpikir manusia hidup tidak perlu berubah bentuk. Seperti halnya anak tetap anak, tidak pernah menjadi ayah. Atau, ayah tetap menjadi ayah tanpa menjadi kakek. Rupanya pikiran polos itu terlalu brutal untuk mengatur-atur kehidupan. Semua tumbuh. Saya yang dulunya anak sekolah dasar sekarang menjadi anak universitas. Selalu meningkat. Dan selalu memiliki hubungan. Bahkan, semut mati pun memiliki alasan mengapa dia mati. Bayangkan saja kalau tidak ada semut yang mati, mungkin dunia ini penuh dengan semut. Di mana-mana ada semut.

Bersambung. Yang menjadi pertanyaan, apakah bumi ini tetap dengan ukurannya yang dulu dengan kehidupan yang tumbuh mati dan tumbuh mati. Sebagian besar orang mengatakan, yang berasal dari bumi kembali ke bumi, maka bumi tidak berkurang. Itu juga kurang benar, karena ahli geografi mengatakan letak geografi bumi berubah. Ukuran bumi mengecil. Saya pikir, pohon yang tumbuh, dan yang mati juga berhubungan. Atau, manusia yang lahir dengan ukuran bumi yang mengecil juga seimbang. Dan ukuran manusia pun juga semakin mengecil. Itu berkesinambungan.

Sekarang, kita bahas masa depan. Masa depan, masa sekarang, dan masa yang lampau ini adalah tiga masa yang berhubungan. Masa depan tidak akan menjadi masa depan kalau tidak ada masa lampau. Masa depan juga tak lepas dari apa yang kita dapati sekarang. Sekarang, banyak sekali kejadian yang seakan diramalkan namun kita tidak pernah mau tahu. Contoh kecilnya adalah perkembangan teknologi. Dengan waktu yang berjalan, semua hal berlalu seperti angin. Namun, ada satu hal yang tidak berlalu, adalah hal yang selalu diperbarui, seperti tulisan dan film. Ini hanya sebagai contoh kecil saja. Di dunia perfilman, benda-benda aneh bermunculan, lalu beberapa saat kemudian, benda aneh yang sifatnya virtual itu menjadi hal yang riil. Memang tidak mudah mengatakan atau menggambarkan sesuatu tanpa melewatkan imajinasi. Adanya gedung-gedung yang tinggi saat ini juga hasil dari imajinasi. Semakin tinggi imajinasi seseorang, akan semakin besar keinginan untuk mewujudkannya. Seperti halnya Thomas si penemu lampu. Atau para penemu lainnya. Mereka tidak sekadar melakukan bimsalabim jadi, tidak, tapi melalui imajinasi. Untuk bayangan masa depan, kita tinggal mengimajinasikannya saja, dengan demikian besar kemungkinan kita tahu apa yang akan terjadi bagi masa depan kit. Bagi mereka yang memiliki imajinasi paling tinggi, itu bisa berkesinambungan dengan adanya masa depan. Tidak percaya, silakan kita lakukan masing-masing.

Saya punya teman dari kalangan ekonomi ke bawah. Pekerjaan orang tuanya hanya mengais tanah di sawah, atau sesekali mencari ikan di laut. Kehidupan itu berjalan stagnan, tapi teman saya tidak berkecil hati sampai sana. Dia memiliki imajinasi untuk mengubah keluarganya pada hal yang lebih baik. Rumah yang reot dari bambu akan dijadikannya kayu bakar, lantas menggantinya dengan batu-bata dan taman yang indah. Sawah yang hanya menghasilkan panen satu kali dalam setahun itu juga diubah menjadi panen tiga kali, juga dari imajinasinya. Dengan langkah awal, dia melakukan hal tahap demi tahap. Berani mengambil risiko, itu saja pegangan hidupnya. Dia merantau, melakukan pekerjaan serampangan, tidak pilih-pilih. Kerja otot sekaligus kerja otak dia lakukan. Hingga suatu ketika dia pulang, membawa gagasan baru bagi sawahnya yang jauh dari aliran sungai, katakanlah tidak ada sungai di sekitar sana. Dia mengebor tanah, mendapatkan sumber air yang besar. Bisa dikata, sawah yang gersang itu menjadi tandus, selalu basah dan bisa ditanami padi kapan pun. Tapi keluarganya memilih tiga kali panen. Rumahnya yang dari bambu perlahan diubahnya. Bisnis kerja otot dan otak itu dirubahnya seperti kerja mesin. Dia melakukan kerja keras dalam satu kali untuk mendapatkan kenikmatan seterusnya. Apa yang dia dapat dari kerja kerasnya dijadikan aset, mendirikan rumah untuk dikontrakkan, membuat tempat fashion terapi, mendirikan. Selanjutnya, dari semua itu dia membuat hal baru lainnya, meminjam ke bank untuk mendirikan villa, lantas mengembalikannya lagi dalam waktu yang singkat. Itu adalah berkesinambungan yang terstruktur. Tidak mudah memang, tapi itu tidak mustahil. Ingin tahu masa depan anda, cari tahu sendiri jawabannya dalam diri anda. Ingin tahu masa depan dunia, baca dan berimajinasilah. Itu saja. Saya rasa cukup untuk mengakhiri ramalan tentang masa depan. Kita bukan suku maya yang meramalkan kekosongan, ramalan itu tidak seratus persen benar, tapi menarik untuk dipahami dan diwujudkan. Buatlah ramalan sendiri, lalu wujudkan.[]
Labels: 2017, Renungan

Terima kasih telah membaca Ramalan Masa Depan. Kalau Anda suka, bagikan!

1 Comment for "Ramalan Masa Depan"

Back To Top